|
Dok Tirtiutomo.org |
Pulau Sumba menawarkan sejuta destinasi alam indah yang membentang
disekelilingnya. Sekarang ini, Sumba
menjadi salah satu daerah incaran tujuan wisata baik wisatawan domestik maupun mancanegara. Selain
pesona alam yang indah juga terdapat budaya yang begitu kental di Pulau Sumba.
Nah ingin mengetahui sekilas budaya
tentang Sumba berikut rangkuman dari Kabar Jendela.
Masyarakat Sumba mampu
mempertahankan kebudayaan aslinya di tengah masyarakat yang sudah terpengaruh
budaya asing. Pulau Sumba ini dibagi menjadi empat kabupaten Sumba Barat Daya,
Sumba Barat, Sumba Tengah dan Sumba Timur.
Mayoritas suku Sumba
memeluk agama Islam pasca penaklukan kerajaan Hindu Utan atas kerajaan
Goa-Sulawesi bahkan segala tradisi disesuaikan dengan ajaran islam baik dalam
pendidikan, perkawinan dan lainnya. Namun ada juga, Magisitas terasa
kental dalam kebudayaan Sumba. Hal itu
disebabkan masih percaya kepada roh-roh leluhur hal ini tercermin pada
perkawinan pada suku Sumba.
Salah satu proses yang
dilewati masayarakat yang ingin mengadakan upacara pernikahaan, kedua belah
pihak keluarga melakukan perundingan. Keluarga besar pria berkumpul dan
berkunjung ke rumah calon mempelai wanita.
Pada perkawinan adat
Sumba prosesnya begitu panjang bulan atau tahunan untuk pelaksanaannya. Yang
masih melekat oleh masyarakat Sumba hubungan kekerabatan atau kekeluargaan
antara dua orang yang ingin menikah. Hal ini dimaksudkan agar proses pernikahan
tidak sulit. Kendala-kendala dalam proses perkawinan dapat di atasi dengan
mudah.
Untuk proses pernikahan
Sumba, wanita yang siap dinikahkan biasanya disebut dengan (bua wine), wanita yang siap untuk
dinikahi juga harus siap menenun kain, pandai membuat tempat siri pinang,
pandai menari (nego), sopan dan
selalu berbakti kepada orang tuanya, kebanyakan dari bua wine yang memiliki keahlian tersebut banyak dilirik kaum lelaki
masyarakat Sumba.
Sementara itu, (bua mane) sebutan pria bagi masyarakat Sumba juga harus mempunyai
keterampilan seperti menari (kataga), meiliki ketangkasan dan keahlian
menanggung kuda (kalete Ndara), rajin
menggemabala ternak orang tuanya (kandi
ranga), pandai bekerja di sawah (tau
paba), taat dan berbakti kepada orang tuanya.
Nah pria yang memiliki keterampilan seperti di
atas biasanya dianggap masyarakat Sumba pria yang bertanggung jawab menjaga bua wine dengan baik.
Penulis Baihaki